Sebab-sebab Kemunduran Islam

Mengapa umat Islam mundur ? Menjawab pertanyaan ini, beberapa tokoh dan pimpinan Islam mencoba menjawab dengan membuat analisa sebagai berikut, antara lain :

  1. Syeikh Muhammad Abduh: “Kaum Masehi maju karena meninggalkan agama (ajaran kitab suci)nya, sedangkan kaum Muslimin mundur justru karena meninggalkan agama (kitab suci)nya.”

  2. Syeikh Abdurrahman Al-Kawkibi mengatakan: “saya mempunyai keyakinan, pokok-pokok kemunduran kita ummat Islam yang mengaku muslim sekarang ini ialah disebabkan karena ‘agama’ yang kita peluk ini. Kita ini memeluk semacam ‘agama’ yang banyak bertentangan dengan agama Islam tetapi kita cap sebagai agama Islam.” Agama yangkita anut adalah psedeo-Islam. Seolah-olah agama Islam tetapi bukan Islam.

  3. Al-Amir Syakib Arsalan: “Aqidah Islam telah tercanpur dengan aqidah lain yang masuk ke dalam hati sanubari kaum muslimin.”

  4. Sayid Qutb: “Islam  mundur karena tidak ditampilkan secara kaffah. Diambil sebagian dan ditinggalkan sebagian yang lainnya.” Dalam buku Dirasah Islamiyah beliau menyampaikan: “Ambil Islam Seluruhnya atau tinggalkan sama sekali.”


Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, sebab kemunduran itu adalah:

  1. Ummat Islam telah meninggalkan kitab sucinya (Al-Qur’an) dan as-Sunnah.

  2. Mereka melakukan tradisi keagamaan yang salah. Seolah-olah Islam, padahal banyak bertentangan dengan ajaran Islam.

  3. Islam masih dilaksanakan secara parsial, tidak utuk sebagai sistem yang saling berkaitan. Ibarat seorang buta disuruh mendefinisikan gajah. Ketika memegang perutnya, ia katakan bahwa gajah itu besar dan lembek. Ketika tersentuh gadingnya ia katakan gajah itu keras. Ketika memegang telinganya, ia katakan gajah itu lebar dan pipih. Islam dilaksanakan dan ditampilkan secara parsial oleh pemiliknya sesuai dengan selera dan kecenderungannya. Lebih parah lagi, antara parsialitas yang satu dengan yang lain saling mengklaim sebagai yang paling benar, sedang yang lain salah.


Dalam kaitannya dengan kebangkitan Islam ini, ada beberapa kelompok masyarakat muslim menunjukkan kecendrungan sebagai berikut:

  1. Kelompok Antipembaharuan


Mereka mengisolir diri, tidak mau tahu kutlur asing, akan tetapi dalam waktu bersamaan mereka dilumuri oleh hal-hal yang bukan Islam.

  1. Kelompok yang menganggap bahwa agama itu urusan pribadi-pribadi (privat and personal).


Mereka berpendapat  dan berusaha agar jangan mengkaitkan agama dengan politik, negara, ekonomi, budaya dan sebagainya.

  1. Kaum Apologis


Mereka selalu sembunyi dibalik alasan-alasan logis untuk sekedar mempertahankan diri atau untuk menghibur diri.

  1. Kaum Revivalist


Mereka ingin kembali mengikuti jejak langkah para pendahulunya (Salafus-sholih) persis sebagaimana adanya, dan ingin berperan sekali lagi sebagaimana mereka. Mereka ingin kembali kepada Al-Qur’an.

  1. Para Modernist


Mereka ingin menimba Islam dari sumber aslinya, kemudian menyajikannya dengan bahasa yang dipahami oleh masyarakat pada abad ini. Mereka ingin maju bersama Al-Qur’an.

Dari lima kelompok di atas yang paling siap melakukan revitalisasi adalah dua kelompok terakhir. Akan tetapi sangat disayangkan bahwa kedua kelompok ini juga terlibat pertentangan yang hebat. Masing-masing merasa paling benar. Akibatnya, momentum kebangkitan itu tidak bisa direspon dengan baik, karena masih harus meladeni konflik internal umat Islam. Adapun tiga kelompok yang lain perlu upaya yang serius untuk melakukan pencerahan. Jalannya adalah dengan melakukan tarbiyah dan pembinaan yang intensif, hanya dengan itu perubahan  besar akan tercapai. Jika tidak ada pencerahan pada ketiga kelompok ini, dikhawatirkan kebangkitan Islam hanya akan jadi angan-angan belaka, karena mayoritas ummat Islam berada pada tiga kelompok tersebut.Oleh karenanya, untuk mewujudkannya, perlu ada penyatuan gerakan Islam, dari yang bersifat parsialitas menuju kesatuan yang sesuai dengan sistematika nuzulnya wahyu seperti pada kehidupan periode Nubuwah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar