Kebangkitan Islam

Isu kebangkitan Islam bergaung keras saat kita memasuki abad XV Hijriyah. Harapan ummat untuk melihat kembali Islam memegang peran dalam kehidupan manusia semakin besar. Harapan itu bukan tanpa alasan,  tetapi diperkuat dengan berbagai peristiwa. Di dunia internasional abad XV ditandai dengan lahirnya negara-negara Islam, dan hancurnya negara adidaya komunis, Uni Soviet. Di Indonesia dirasakan gairah dan semangat orang ber-Islam makin meningkat. Kalau dulu orang malu-malu menampakkan identitas Islamnya, sekarang tidak lagi. Kalangan pejabat, mahasiswa, bahkan para artis ramai mengadakan kajian-kajian Islam. Upacara-upacara formal keagamaan juga kental dengan suasana religius.
Namun sebuah harapan harus diperjuangkan. Dan perjuangan bukan jalan yangmulus tanpa rintangan. Berbagai ujian dan cobaan pasti akan menghadang. Isu kebangkitan Islam itu tidak akan dibiarkan oleh musuh-musuh Islam. Bila ummat Islam di beberapa negara tampak bangkit, tapi di belahan bumi lain justru memprehatinkan. Umat Islam di Bosnia dibantai, Palestina digusur, Aljazair dirampok dan Sudan diteror. Di Indonesia kekuatan-kekuatan yang memusuhi Islam mulai terang-terangan menampakkan diri. Pada era reformasi ini mereka tidak tinggal diam. Dengan memboncengi reformasi, mereka melucusi posisi-posisi strategis yang dianggap menguntungkan Islam. Isu ABRI hijau, ABRI merah putih digulirkan. Teror ninja, pengusiran ummat Islam dati Timtim, pembantaian di Ambon dan daerah-daerah lainnya berusaha membungkam kekuatan Islam.
Sayangnya, berbagai peristiwa yang jelas-jelas merugikan ummat Islam itu belum dapat menyatukan kekuatan, masih bisa dipecah menjadi Islam politik dan Islam kultural. Apa yang menimpa Islam politik tidak perlu dibela oleh Islam kultural. Begitu juga yang menjadi aspirasi Islam kultural tak perlu diperjuangkan oleh Islam politik. Bila ummat Islam tetap seperti ini, maka makin lama tidak makin kuat, tetapi malah hancur. Harapan yang pernah ada bisa berganti dengan kekecewaan.
Sudah seharusnya para aktifis Islam kembali berintropeksi dan mengambil pelajaran berharga dari sejarah. Hendaknya kita bisa membedakan kebangkitan Islam sejati dengan yang semu, yang kokoh dengan yang rapuh, yang sistemik dengan yang sektoral.
Kebangkitan Islam kembai dari waktu ke waktu senantiasa diupayakan. Berbagai gerakan telah dilakukan oleh para mujahid dan mujaddid dari zaman ke zaman selalu membawa kesegaran semangat ber-Islam.namun harus diakui, bahwa kebangkitan yang utuh sebagaimana pernah ditampilkan generasi Qur’ani pertama masih dalam perdebatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar