Pasang surut peradaban islam

Sejarah telah mencatat kesuksesan gerakan dakwah yang dilakuan Rosululloh saw pada permulaan Islam. Dalam waktu singkat dakwah Islam telah mampu mengubah tatanan masyarakat jahiliayah menjadi beradab dan bermoral, keadilan ditegakkan, nilai-nilai kemanusiaan dihormati dan moralitas dijunjung tinggi. Inilah wujud kongkrit peradaban Rabbaniah-Ilahiyah, pada masa ini oleh para pakar sejarah disebut sebagai Kharul-Qurun, yaitu sebaik-baik masa dalam peradaban Islam. Pada masa ini dihasilkan generasi-generasi unik yang watak serta karakternya sama sekali berbeda dengan generasi sebelum dan sesudahnya, dimana karakter yang satu dengan lainnya sepadan, shingga susah untuk dibandingkan mana yang leih baik diantara mereka, mereka adalah generasi sahabat. Generasi ini hanya pernah dihasilkan oleh tangan seorang hamba Alloh SWT yang agung, Muhammad saw. Dan beliau sukses memnifestasikan risaah dakwah hingga paripurna,lalu ia dipanggil menghadap Tuhannya dengan meninggalkan dua pusaka bagi ummatnya, al-Qur’an dan as-Sunnah. Barangsiapa berpegang pada keduanya, dijamin selamat dunia dan akhirat
Kemudian, dakwah dilanjutkan pada masa Khulafaur Rasyidin. Pada masa ini risalah dakwah semakin berkembang dan meluas hingga dataran Cina dan menyebrang ke tanah Eropa. Perluasan pengaruh Islam semakin besar di tangah kekhalifahan Bani Umaiyah, lalu dilanjutkan lagi oleh kekhalifahan Bani Abbasiyah dan seterusnya sampai pada kekhalifahan Bani Utsmaniyah di Turki.
Satu hal yang tidak bisa disangkal, di tengan perluasan dakwah dan kekuasaan Islam, terjadi berbagai pergeseran nilai dan penyimpangan-penyimpangan yang akhirnya menyebabkan keruntuhan kekuasaan Islam itu sendiri. Para pakar sejarah Islam sepakat bahwa keruntuhan kekuasaan Islam itu terjadi pada masa kekuasaan khalifah Bani Ustmaniyah di Turki, yaitu ketika kekuasaan Khalifah diganti menjadi pemerintahan Republik Oleh Kemal at-Taturk.
Kemudian para pakar-pakar Islam di berbagai penjuru dunia melakukan berbagai upaya untuk mengembalikan kejayaan Islam itu, yang dikenal dengan Gerakan Tajdid, antara lain; Ibnu Taimiyah, Muhammad Rayid Ridho, Muhammad Abduh, Muhammad bin Abdul Wahab, Muhammad Iqbal dan lainnya. Namun semua upaya dan perjuangan itu belum berhasil mewujutkan hasil yang memuaskan. Selain itu, ada juga gerakan-gerakan yang lebih terfokus pada upaya membangun kembali persatuan umat Islam melalui kekuatan politik, antara lain; Sayyid Jamaluddin al-Afghani dengan Pan-Islamisme di India, Hasan al-Banna dengan Ikhwanul Musimin di Mesir, Abu A’la al-Maududi dengan Jami’at al-Islamiyah di Pakistan, dan masih banyak lainya, termasuk di Indonesia. Namun semua perjuangan itu juga masih belum menghasikan hasil yang maksimal dan memuaskan, hingga yang kita rasakan pada saat ini.

Secara sederhana, priodesasi sejarah Islam dapat digambarkan sebagai berikut :
Pertama : Periode antara abad 7 – 10 M (1 – 3 H), pada periode ini kemajuan Islam tercatat sangat cepat. Para ahi sejarah menyebutnya “the most civilized and progressive nation in the word”, yaitu bangsa yang paling beradab dan paling progresif di dunia. Saat itu peradaban Islam menjadi mercusuar, di sana ada kota-kota yang indah, masjid-masjid yag molek, dan universitas-universitas yang maju.
Kedua : Periode abad 15 – 19 M (3 – 8 M), pada abad ini terjadi perang salib dan akibatnya dunia Islam mulai terimbas dogma, kekolotan dan absolutism yang mengekang kebebasan kreasi. Saat ini mulai terlihat tanda-tanda kemunduran Islam, karena tanda-tanda itu dibiarkan saja, maka dunia Islam pada saatnya mengalami kemunduran total, kemunduran ini tidak hanya terjadi pada bidang amaldan ilmu saja, tetapi juga terjadi pada keimanan.
Ketiga : periode abad 15 – 19 M (8 – 14 H). pada periode ini Eropa mengalami kebangkitan yang luar biasa, telah terjadi revolusi besar-besaran, mulai dari revolusi maritim, revolusi pedagangan, hingga revolusi industri. Ketiga revolusi tu melahirkan anak kandung yang berupa koloniaisme dan imperialism yang menjerat dunia Islam. Pada periode ini, dinia Islam seakan-akan terkubur oeh sejarah.
Keempat : periode abad 19 M (14 H) hingga sekarang. Pada periode ini ummat Islammencoba untu bangkit, gejala-gejaa kebangkitan itu dapat dirasakan dimana-mana. Telah terjadi revitaisasi Islam dalam berbagai bentuk gerakan. Kebangkitan Islam ini menemukan momentumnya saat akan dimasukinya abad 15 H. tapi sayang, dunia Islam masih meraba-raba, mencari alternative yang bisa dijadikan landasan tempat berpijak untuk melakukan kebangkitan.

Pasang surutnya peradaban Islam ini juga telah disyaratkan Rosululloh saw dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dari Hudzaifah ra, bahwa setelah masa Nubuwah aka nada Khilafah ala manhaj Nubuwah, kemudian Mulkan Adhon, kemudian Mulkan Jabbariyah, selanjutnya akan kemali Khilafah ala Manhaj Nubuwah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar