Fitrah Ber-Tuhan

Sebenarnya, setiap manusia itu telah memiliki kesadaran untuk menyandarkan diri kepada yang lebih kuat darinya, atau dalam istilah lain disebut fitrah ber-Tuhan. Keadaan itu sudah ada dan menjadi awan sejak seorang manusia lahir ke dunia. Banyak bukti-bukti yang dapat dijadikan penguat akan hal tersebut, antara lain adalah;

1. Bukti sejarah
Dari masa ke masa ditemukan hamper semua ummat manusia mempercayai kekuatan di balik alam ini (Tuhan). Hanya saja ungkapan wujud Tuhan digambarkan sesuai dengan tingkat peradaban manusia. Orang-orang Yunani kuno menganut paham politeisme, yaitu keyakinan banyak Tuhan; bintang adalah Tuhan (dewa), Venus adalah dewa (Tuhan) dewa kecantikan, Mars adalah Dewa peperangan, Minerva adalah dewa kekayaan, sedangkan Tuhan tertinggi adalah Apollo atau Dewa Matahari.
Orang-orang hindu memiliki banyak dewa, yang diyakini sebagai tuhan-tuhan. Keyakinan itu tercermin antara lain dalam hikayat Mahabarata. Masyarakat Mesir tidak terkecuali. Mereka meyakini adanya Dewa Iziz, Dewi Oziris, dan yang tertinggi Ra’. Masyarakat Persia pun demikian, mereka percaya Tuhan Gelap dan Tuhan Terang.

2. Bukti Fitrah
Jangankan Al-Qur’an, kitab Taurat dan Injil dalam bentuk yang sekarang pun (perjanjian lama dan baru) tidak menjelaskan wujud Tuhan.karena keberadaan-Nya sedemikian jelas dan terasa. Sehingga tidak perlu dijelaskan. Kehadiran Tuhan merupakan bawaa (fitrah) manusia sejak lahir.

Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (QS Ar-Rum : 30)

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", (QS Al-A’raf : 172)

Apabila kita terhenti sejenak dari kesibukan hidup, termenung seorang diri, terdengar suara dhamir (hati),mengajak kita berdialog untuk mengajak menyatu dengan totaitas wujud Yang Maha Mutlak. Suara itu menyadarkan kiata bahwa betapa lemahnya kita dan betapa kuasanya Dia sang Maha Kuasa. Suara itu adalah yang kita kenal dengan hati nurani. Setiap orang punya perasaan itu, suara kecil itu, namun karena kesibukan dan banyaknya dosa, suara itu tidak dapat terdengar lagi. Namun hal itu dapat diusahakan untuk dimunculkan kembali bila kita punya keinginan untuk mendengarkannya.

Orang yang tidak memiliki fitrah ber-Tuhan dan tidak dapat mendengarkan hati nuraninya hanyalah orang-orang yang keras kepala dan keras hati. Contoh nyatanya adalah Fir’aun, namun sekeras-keras Fir’aun, dia masih tetap memiliki hati nurani, sekalipun dia pungkiri akan hal itu, ini terbukti ketika nyawanya sudah hamper dicabut oleh Alloh SWT di laut merah.

3. Bukti Indrawi
Ada sebgian orang yang menuntut bukti wujud Tuhan dengan pembuktan material. Mereka ini dapat melihatNya secara langsung. Nabi Musa as pernah suatu ketika memohon agar Tuhan agar menampakkan diriNya kepadanya. Sehingga Tuhan berfirman sebagai jawabanya;

Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: "Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau". Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, Maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku". tatkala Tuhannya Menampakkan diri kepada gunung itu[565], dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, Dia berkata: "Maha suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman". (QS Al-A’raf :143)

Kejadian itu membuktikan bahwa, manusia agung pun tidak mampu melihatNya, paling tidak dalam kehidupan di dunia ini.agaknya kenyataan sehari-hari membuktikan bahwa kita mengakui sesuatu tanpa melihatnya. Bukankan kita mengakui angin hanya dengan merasakannya dan melihat bekasnya. Bukankah kita mengakui adanya nyawa tanpa tahu wujud dan eksistensinya.
Ada dua faktor yang menjadikan manusia tidak dapat melihat sesuatu, pertama karena terlalu kecil apalai dalam kegelapan.seperti sebutir pasir diruang gelap, ia tidak terlihat, tapi tidak berarti ia tidak ada. Kedua karena terlalu terang, kalelawar tidak bisa melihat di sinar hari karena begitu terangnya sinar Matahari melebihi kemampuan matanya yang kecil. Kalau Matahari saja sangat susah kita pandang, bagaimana sang Pencipta Matahari.

4. Bukti Logika
Banyak ayat-ayat yang menjelaskan argument logika tentang keesaan Tuhan;

Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah Rusak binasa. Maka Maha suci Allah yang mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka sifatkan. (QS Al-Anbiya : 22)

Seandainya ada dua pencipta, maka akan kacaulah ciptaannya. Karena jika masing-masing pencipta menghendaki sesuatu yang tidak dikehendaki oleh yang lain, maka kalau keduanya berkuasa, ciptaan pun akan kacau atau bahkan tidak akan terwujud. Kalau slah satu mengalah, maka yang kalah bukanlah Tuhan. Atau apabila mereka berdua bersepakat, makaitu merupakan kelemahan dan kebutuhan. Padahal uhan tidap membutuhkan dan tidak memiliki kelemahan. Dan banyak lagi bukti logis yang ada.

Allah membuat perumpamaan (yaitu) seorang laki-laki (budak) yang dimiliki oleh beberapa orang yang berserikat yang dalam perselisihan dan seorang budak yang menjadi milik penuh dari seorang laki-laki (saja); Adakah kedua budak itu sama halnya? segala puji bagi Allah tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (QS Az-Zumar : 29)

Ayat ini menggambarkan tentang seseorang yang memiliki banyak tuan, dan tuan-tuannya sering berselisih dan buruk perangainya. Maka akan sangat bingung bila mana masing-masing tuan mengeluarkan perintah yang berbeda, maka dia akan menderita kejiwaan yang tidak tau bagaimana harus mengobatinnya.coba bandingkan dengan seseorang yang memiliki satu tuan yang memiliki kuasa penuh terhadapnya, sehingga hidupnya tidak pernah mengalami hal-halyang kontradiksi.

5. Bukti Tekstual
Salah satu bukti tekstual yang masih ada dan masih kita pegang adalah Al-Qur’an. Di dalamnya terdapat begitu banyak penjelasan tentang Tuhan. Dan juga sebagai bukti buatan Tuhan yang Maha segalanya. Tidak ada yang bisa menandingi kehebatan Al-Qur’an, baik kelengkapan isinya dan kehebatan susunannya;

Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan Dia, Sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain". (QS Al-Isra :88)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar