Mengenal Eksistensi Robb Melalui Fenomena Alam
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (QS Ali Imran : 190)
Metode Mengenal Robb
Fitrah Ber-Tuhan
Perbandingan Metode Ber-Iqro’
a. Instrument
Iqro’ Bismirobbik menggunakan semua instrumen diri secara optimal dan proporsional. Instrument indra, rasio, dan spiritual diciptakan oleh Alloh SWT untuk membaca ayat-ayat-Nya. Namun ketiga instrumen ini masih belum memadai, karena memiliki keterbatasan. Karena itu manusia memerlukan wahyu sebagai instrumen membaca, yaitu sebagai pedoman dan referensi hidup yang pasti. Seseorang yang tidak mau menggunakan instrumen ini secara optimal tidak akan mencapai kebenaran yang hakiki. Mereka yang dapat menggunakan instrumen ini secara padu disebut ulul albab, yaitu orang-orang yang membaca ayat-ayat Alloh di alam semesta dengan keterpaduan dzikir dan fikir (QS 3/ali Imron :190-191)
Kendala Iqro’ Bismirobbik
Pengetian Iqro’ Bismirobbik
Awal Perubahan
Iqro’ Bismirabbik; Membaca Bersyarat
Persiapan BerQur’an
Instrumen Ber-iqro’
a. Pancaindra
Indra manusia yang lima, yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba. Pancaindra ini sangat berguna untuk menangkap pesan tentang bebda-benda yang ada di sekelilingnya. Melalui penangkapan pancaindra tersebut manusia memperoleh pengetahuan. Manusia tidak akan memperoleh informasi apapun seandainya kelima indranya tidak berfungsi. Ini menunjukkan indra menempati posisi yang sangat penting bagi manusia.
Makna Iqro’
Buya H Abdul Malik Ahmad dalam Tafsir Sinarnya menyatakan, Bahwa pada pokoknya perintah bacalah, menghendaki perpdahan dari pasif menjadi aktif, dari diam kepada bergerak, yaitu “Bacalah yang tertulis, sehingga pengetahuan dan keahlian bertambah. Bacalah yang didiktekan, diajarkan oleh utusan Tuhan sampai kamu sendiri mengerti dan yang medengar memahami. Bacalah yang termaktub dalam rahasia alam yang beraneka warna, agar kamu menjadi sadar dan mendapat sinar iman”.
Memulai Ber-Qur'an
Faktor Pendorong Dipilihnya Sistematika Wahyu sebagai Manhaj
Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap Kitab-Kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,(QS 5/al-Maa'idah :48)
Rahasia Keberhasilan Dakwah Rosululloh saw
Janji-janji Alloh SWT Yang Tertunda
Kebangkitan Islam
Sebab-sebab Kemunduran Islam
- Syeikh Muhammad Abduh: “Kaum Masehi maju karena meninggalkan agama (ajaran kitab suci)nya, sedangkan kaum Muslimin mundur justru karena meninggalkan agama (kitab suci)nya.”
- Syeikh Abdurrahman Al-Kawkibi mengatakan: “saya mempunyai keyakinan, pokok-pokok kemunduran kita ummat Islam yang mengaku muslim sekarang ini ialah disebabkan karena ‘agama’ yang kita peluk ini. Kita ini memeluk semacam ‘agama’ yang banyak bertentangan dengan agama Islam tetapi kita cap sebagai agama Islam.” Agama yangkita anut adalah psedeo-Islam. Seolah-olah agama Islam tetapi bukan Islam.
- Al-Amir Syakib Arsalan: “Aqidah Islam telah tercanpur dengan aqidah lain yang masuk ke dalam hati sanubari kaum muslimin.”
- Sayid Qutb: “Islam mundur karena tidak ditampilkan secara kaffah. Diambil sebagian dan ditinggalkan sebagian yang lainnya.” Dalam buku Dirasah Islamiyah beliau menyampaikan: “Ambil Islam Seluruhnya atau tinggalkan sama sekali.”
Pasang surut peradaban islam
Sejarah Sistematika Nuzulnya Wahyu
Ustadz Abdullah Said adalah manusia yang tidak pernah puas dengan hasil yang diperolehnya. Tergolong orang yang anti kemapanan. Bukan berarti bahwa dia tidak mensyukuri apa yang telah diperolehnya, tapi menurut dia justru rasa syukur itu yang mendorongnya untuk selalu berfikir dan merenung untuk mencapai peningkatan demi peningkatan. Salah satu upaya yang dia lakukan adalah selalu menginstrospeksi diri, mengevaluasi kembali langkah-langkah yang telah ditempuhnya. Ungkapan yang sangat sering terdengar dari beliau, “Jangan ada detik berlalu tanpa membawa kemajuan”. Sehingga tidak pernah berhenti mencari kiat dan cara untuk mengayun langkah lebih cepat. Alasannya, “Sebenarnya kita sangat terlambat memulai pekerjaan ini sehingga kita harus melakukan percepatan".